Kemaluanku terasa tegang
sebab engkau wanita berkerudung telanjang
menari sok suci menghajar akal sehatku
menampar hambar keimananku yang bertali rapuh
Kalau kamu bermaksud itu...Tolong teman
sekalian pegangkan kemaluan ini
sebab aku tak kuasa untuk memegangnya
antara hasratku, godamu, dan menghantuinya dosa untukku
Wahai...teman wanitaku
terus bergeraklah jarimu, jangan hentikan kenikmatan fana ini
sampai aku menghentikan jariku yang memegang tasbih
dan ruas jari untuk berdzikir sudah samar dari bentuknya
Kalau keluar
tolong sekalian bersihkan dengan kain penutupmu
dan rangkulah aku dengan kepuasan semu
agar malaikat menjadikan bukti kebersamaan aku dan kamu
Dan memberikan hadiah yang terbaik bagi kita dineraka
......
(...nabi pernah berkata: salah satu tanda kiamat sughro adalah..muslimah pergi ke masjid dalam keadaan telanjang*..:) mengartikan bahwa mereka menutup aurat dengan busana muslim namun ketat dan secara sadar atau tidak memancing birahi orang yang penuh iman)
pesan moral nya ok
Saya belum tahu "TIKUS-TIKUS SEKSI". Namun bila ada kesamaan itu bukan kesengajaan. Namun mengamati puisi anda, jauh berbeda dengan puisi saya yang selalu mengusung pada filsafat religi. Mohon untuk tidak menyamakan sebab akan menambah paradigma yang buruk terhadap teman
ini seperti puisiku "Tikus-Tikus Seksi" yang di muat di koran SINDO edisi minggu ini. temanya kukira serupa hanya saja aku menggunakan cara pembuatan puisi Madrigal
ibarat buah durian, puisinya lumayan 'menusuk'..
tapi qt teteup mengharap ada wangi kesantunan didalamnya
Bagus banget man... oh ya thanks ya atas komen-nya di MASALAH PIKIRAN. Salam kreatif!
daleeemmm artinya...
nampar bro....suerr....
aku tak bisa menulis 'sejujur' kamu...
belum bisa
tanganku masih menolaknya
keren,
penuh pesan moral
Tau nggak, pas pertama lihat judulnya, udah males aja bacanya, tapi ternyata ada pesan istimewa di dalamnya.. baca juga 'kaus kaki' punya ku ya..
keep dakwah my bro'
he...he... males tapi baca....
gini lho mbak...dalam melihat sesuatu lebih enak diselami.
Soalnya boleh dikata..Orang bertampang Jelek belum tentu berhati jelek khan..salam ya
Assalamu'alaikum
Metafor yang memang membangun. Penerkaan hingga akhir yang mampu Anda berikan kepada pembaca.
dalam pun...
penuh dengan pesan moral...
meski dengan judul yang agak nakal
tapi.. krennn..
setuju ama 145...
judulnya...
tapi pesan moralnya bagus...
semoga saya jadi muslimah yg bener2 solehah...
=)
whwh....
Wuuuiiihh....mantap neh...-sambil menelan ludah- mengingatkan kita yg sok alim, padahal ya sama saja.... bobrok. Mau dibawa kemana bangsa ini? (sok bijak neh..)
Gud...gud...gud...
Wueeeesssssssss......
pusing daku bacanya...
maklum masih bujang...(hihihi)
walaupun isinya bagus buat kritikan terhadap wanita yg bersembunyi di balik jilbab...
bagus. pemilihan diksi yang yahud. berani. kritik yang tajam. congrats...
dari judulnya aja udah bikin bergidik..
isinya adalah tamparan! bahasa yg vulgar, mungkin memang tujuan agar kritikan sampai sasaran.. memerahkan..
Kekekeke..
Isinya memang sarat makna, tapi saya rasa tak semua orang suka membacanya...
JUDULNYA maksud saya.
Bagaimanapun itu yang pertama kali dilihat kan???
Saya juga tadi ragu lho?
Saya rasa masih terlalu "telanjang" mas.
Mungkin kalau untuk prosa saya secara pribadi masih menerima penggunaan kombinasi kata per kata mu. tapi bukankah ini untuk puisi. Ah jadi teringat "Saman"nya Ayu Utami